INDRAMAYU, BRITAIN – Hamdalah, kemarin saya dan suami bisa hurmat haji dan ikut mengantarkan ke Islamic Center Indramayu, kakanda Arwani Amin dan Anik Jihan Furaidah, yang tahun ini berangkat haji dari KBIH Annahdliyyah.
Para jamaah menginap satu malam di sini, dan pelepasan diagendakan Jum’at, 17 Mei 2024 pagi jam 07.00 oleh Bupati Indramayu, Nina Agustina, di Pendopo kabupaten.
Setiap kali musim haji tiba, pertanyaan yang sama selalu muncul dalam benak, kenapa tidak di asrama haji Indramayu? Bahkan tahun kemarin, kami mengantarkan haji kerabat jauh di Hotel Handayani. Dia dan istri sampai membooking beberapa kamar untuk menampung keluarganya.
Bagi yang punya uang, hotel menjadi pilihan. Tapi untuk jamaah yang modalnya pas-pas an, akan lebih memilih menginap di kantor PCNU, atau kantor-kantor lain yang serupa. Semisal dulu ada juga yang pernah numpang di kantor partai, dinas, dan lain sebagainya. Tergantung afiliasi pekerjaan.
Lagi-lagi saya ingin bertanya, jika asrama haji Indramayu hingga hari ini belum terjawab tersedia atau tidak, kenapa pelepasan jamaah haji di pagi hari? Kenapa tidak memilih siang atau sore hari, sehingga jamaah tak usah menginap. Selepas itu baru diberangkatkan ke embarkasi haji provinsi yang ada di Lohbener.
Dulu di tahun 2019 saat saya dan suami berkesempatan pergi haji, pelepasan jamaah di pendopo oleh Bupati dan unsur terkait digelar siang hari. Jadi kami berangkat dari rumah pagi, lalu pelepasan siang dan sore langsung diberangkatkan ke embarkasi haji di Bekasi. Tidak membebani jamaah dengan biaya menginap tambahan di hotel-hotel atau tempat lain di Indramayu kota.
Sungguh saya tidak habis pikir dengan kebijakan Pemda Indramayu yang makin ke sini, makin ke sana. Bahasa lainnya tidak berperspektif jamaah, di mana tidak semua jamaah berasal dari kalangan orang mampu yang punya segalanya.
Banyak di antara mereka para orang tua, petani, nelayan dan pedagang yang mengumpulan rupiah demi rupiah agar mampu menunaikan rukun ibadah haji yang ke lima ini.
Tapi mohon maaf, jamaah jadi sasaran kebijakan yang tidak ramah, dengan dalih asrama haji belum siap, entah mau direnovasi hingga berapa tahun lagi.
Alih-alih kita memberi pelayanan maksimal, melihat jamaah lansia yang istirahat tidur lesehan di tempat yang kurang layak dan memadai, belum berangkat badan sudah sakit semua.
Belum juga melaksanakan rangkaian ibadah haji, kondisi fisik dan kesehatannya tidak terjaga dengan baik.
Terus terang saya heran, kenapa tidak ada yang berani bersuara lantang hal-hal seperti ini. Seakan takut sekali bersebrangan dengan pihak penguasa. Pun pihak kemenag sebagai panitia penyelenggara ya diam saja, membiarkan praktik seperti ini terus berulang setiap tahun.
Jadi sampai kapan asrama haji Indramayu direnovasi dan siap difungsikan kembali? Janganlah mengorbankan jamaah haji, yang mayoritas usianya lansia, hanya untuk kepentingan ego politik segelintir elit penguasa. (Zahra Amin, Penulis & Aktivis Perempuan)