INDRAMAYU, BRITA!N – Pemilu 2024 tinggal 48 hari lagi, tepatnya 14 Februari 2024. Masa kampanye bagi pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres) serta calon anggota legislatif (caleg) masih berlangsung.
Di Kabupaten Indramayu, para caleg sudah melakukan kampanye melalui pemasangan baliho di sejumlah tempat. Banyak juga yang berkampanye melalui media sosial seperti facebook, instagram, hingga tik tok.
Kerja keras memang dibutuhkan para caleg, untuk bisa menarik simpati rakyat. Bagi incumbent, mereka tentunya lebih diuntungkan karena sudah cukup dikenal. Apalagi kalau selama ini kinerja mereka bagus, bisa merealisasikan keinginan rakyat. Tentunya ini sebuah keunggulan tersendiri.
Sementara bagi caleg baru, tentunya harus kerja ekstra keras. Harus gencar melakukan sosialisasi. Membujuk rakyat agar memilihnya. Karena persaingan menuju kursi DPRD Indramayu tidaklah ringan.
Jumlah kursi DPRD Indramayu yang diperebutkan pada Pemilu 2024 masih tetap, 50 kursi. Sementara jumlah caleg yang terdaftar dalam Daftar Calon Tetap (DCT) Pemilu 2024 di KPU Indramayu, ada 589 caleg.
Alokasi 50 kursi tersebut mewakili enam daerah pemilihan (dapil). Dapil Indramayu 1 ada 10 kursi, Dapil Indramayu 2 ada 8 kursi, dan Dapil Indramayu 3 sejumlah 10 kursi.
Sementara Dapil Indramayu 4 hanya ada 6 kursi, Dapil Indramayu 5 sebanyak 7 kursi, dan Dapil Indramayu 6 ada 9 kursi.
Dapil Indramayu 1 terdiri dari Kecamatan Arahan, Balongan, Cantigi, Indramayu, Lohbener, Pasekan, dan Sindang.
Dapil Indramayu 2 terdiri dari Kecamatan Juntinyuat, Karangampel, Kedokan Bunder, dan Krangkeng.
Dapil Indramayu 3 terdiri dari Kecamatan Bangodua, Jatibarang, Kertasemaya, Sliyeg, Sukagumiwang, Tukdana, dan Widasari.
Berikutnya Dapil Indramayu 4 terdiri dari Kecamatan Cikedung, Lelea, Losarang, dan Terisi.
Dapil Indramayu 5 terdiri dari Kecamatan Bongas, Gabuswetan, Kandanghaur, dan Kroya.
Kamudian Dapil Indramayu 6 terdiri dari Kecamatan Anjatan, Gantar, Haurgeulis, Patrol, dan Sukra.
Sementara salah seorang caleg, Alam Sukmajaya, mengajak masyarakat untuk cerdas dalam memilih calon legislatif maupun calon presiden. Menurutnya, praktek money politic harus dihindari, karena sangat tidak mendidik.
“Masyarakat harus terus kita edukasi agar mereka cerdas dalam memilih. Memilih bukan karena uang, tapi memilih karena memang layak dan pantas untuk dipilih,” tegasnya.(oet)