INDRAMAYU, BRITAIN – Banyak daerah penghasil batik di Indonesia ini. Dari Pekalongan, Semarang, Solo, Yogyakarta, dan beberapa kota lainnya.
Indramayu, sebuah kota kecil di pantura Jawa Barat, ternyata juga memiliki batik khas yang unik dan menarik : Batik Complongan.
Batik Complongan merupakan batik khas Indramayu, yang terkenal dengan motif lubang jarumnya yang unik. Dinamakan “Complongan” karena berasal dari kata complong (melubangi).
Teknik pembuatan Batik Complongan adalah membuat titik-titik lubang pada kain yang sudah di batik sebelum diwarnai, menggunakan deretan jarum khusus.
Hasilnya, teknik ini menciptakan tekstur khas dan estetika yang tinggi. Menarik, artistik dan estetik. Batik Complongan juga telah terdaftar sebagai Indikasi Geografis. Artinya, batik ini hanya ada di Indramayu. Tidak ada di daerah lain.
Motif Batik Complongan dipengaruhi alam sekitar, terutama nuansa pesisir Indramayu, dengan motif-motif seperti ikan, kapal kandas, sisik ikan, dan beberapa motif lain.
Indra Susilo, pemilik batik “Indra Majoe” Indramayu, Jawa Barat mengungkapkan, saat ini produk Batik Complongan sudah merambah sejumlah kota di Indonesia. Bahkan luar negeri.
Selain dipasarkan di Indramayu, juga sudah menembus Jakarta, Tangerang, hingga Bandung. Sementara untuk luar negeri sudah sampai ke Jepang, Belanda, Swiss hingga Turki.
Pemasaran dilakukan melalui pameran-pameran, di dalam dan luar negeri, melalui media online, serta offline. Batik Indra Majoe beralamat di Jl Raya Terusan RT 005 RW 002 Desa Terusan, Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Kualitas tinggi yang dihasilkan melalui tangan-tangan terampil, membuat Batik Complongan memiliki nilai jual tinggi.
“Proses pengerjaan Batik Complongan memang makan waktu lama, antara dua minggu hingga dua bulan untuk 1 lembar kain ukuran 240-260 cm x 105 cm, ” jelas Indra, Sabtu 25 Oktober 2025.
Sebagai sebuah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), batik Indra Majoe saat ini memiliki 15 orang pekerja, terdiri dari pria dan wanita. Mereka rata-rata sudah berpengalaman dalam dunia perbatikan.
Eha Soleha, selaku manajer batik Indra Majoe mengatakan, Batik Complongan memang merupakan produk andalan dan cukup diminati. Terutama untuk pasar luar negeri.
Berapa harganya? Untuk satu lembar kain Batik Complongan harganya antara Rp750 ribu sampai Rp3,5 juta. Sedangkan untuk produk lain seperti batik cap harganya antara Rp125 ribu – Rp500 ribu.
Jadi jangan heran kalau saat ini omset batik Indra Majoe menembus Rp50 juta hingga Rp150 juta dalam satu bulan. Cukup fantastis.
Eha mengungkapkan, batik Indra Majoe sebagai mitra binaan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit VI Balongan telah menerima sertifikasi Halal serta Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), pada bulan Juli 2025 lalu.
Sertifikat merek yang dikeluarkan Menteri Hukum Republik Indonesia tersebut diserahkan langsung oleh Vice President Corporate Social Responsibility (CSR) dan SMEPP Management PT Pertamina (Persero), Rudi Ariffianto kepada Indra Susilo selalu owner batik Indra Majoe.
“Harus diakui, setelah mendapatkan HAKI, omset kita terus mengalami peningkatan, hingga 50 persen, ” kata Eha Soleha bangga.
Menurutnya, batik Indra Majoe yang memiliki khas Complongan, sekarang tidak hanya bersaing di tingkat nasional, namun juga di level internasional.
Di tempat terpisah, Area Manager Communications, Relation & CSR Pertamina Kilang Balongan, Mohammad Zulkifli mengatakan, HAKI yang pengurusannya difasilitasi oleh Pertamina ini merupakan bentuk kepedulian dan perlindungan atas inovasi dan kekayaan intelektual UMKM.
“Dengan adanya sertifikat HAKI ini, diharapkan produk memiliki nilai jual lebih baik. Karena kualitas produk yang dihasilkan batik Indra Majoe sangat otentik dan eksklusif, tidak ditemukan pada produk batik di tempat lainnya, ” kata Zulkifli.
Dengan HAKI, sekaligus memastikan bahwa produk yang diperjualbelikan memiliki perlindungan hukum untuk dipasarkan di tingkat domestik hingga internasional.
Zulkifli merasa bangga melihat UMKM lokal bisa maju dan berkembang, seperti batik Indra Majoe yang bisa mendunia.






