JAKARTA, BRITAIN – Berdasarkan informasi dari Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, tingkat inflasi tahunan pada Oktober 2024 sebesar 1,71 persen (year on year/yoy).
“Tingkat inflasi tahun ke tahun pada Oktober 2024 adalah sebesar 1,71 persen atau terjadi peningkatan indeks harga konsumen dari 104,23 pada Oktober 2023 menjadi 106,01 pada Oktober 2024,” ucapnya di Jakarta, Jumat, 2 November 2024.
FOTO UTOYO PRIE ACHDI
OLEH-OLEH. Sejumlah pengunjung memadati pusat oleh-oleh di Kompleks Pasar Kanoman Cirebon, Jawa Barat.
Amalia mengungkapkan, berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan didorong oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan inflasi sebesar 2,35 persen dan memberikan andil 0,67 persen terhadap inflasi umum.
Adapun komoditas dengan andil inflasi terbesar pada kelompok ini adalah beras dan sigaret keretek mesin (SKM) yang masing-masing sebesar 0,15 persen dan 0,13 persen. Komoditas lain yang juga memberikan andil inflasi cukup besar adalah kopi bubuk, minyak goreng, bawang merah, dan gula pasir.
Sementara inflasi tahunan kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,20 persen dengan andil 0,06 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,60 persen dengan andil 0,10 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 1,08 persen dengan andil 0,06 persen; lalu kelompok kesehatan 1,71 persen dengan andil 0,05 persen.
Berikutnya yaitu kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya 1,53 persen dengan andil 0,03 persen; kelompok pendidikan 1,90 persen dengan andil 0,11 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 2,36 persen dengan andil 0,23 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 7,06 persen dengan andil 0,43 persen.
Terkait komoditas lain di luar kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang turut memberikan andil inflasi cukup signifikan adalah emas perhiasan dan nasi dengan lauk, masing-masing sebesar 0,35 persen dan 0,06 persen.
Sementara itu inflasi tahunan juga terjadi pada seluruh komponen. Mulai dari komponen inti mengalami inflasi tahunan 2,21 persen dengan andil 1,42 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada komponen ini antara lain adalah emas perhiasan, kopi bubuk, nasi dengan lauk, minyak goreng, dan gula pasir.
“Untuk komponen harga diatur pemerintah, mengalami inflasi tahunan sebesar 0,77 persen dengan andil 0,15 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah SKM, sigaret kretek tangan, dan sigaret putih mesin,” ujarnya. (oet)